Selamat Datang Di Blog IMP ( Ikatan MAhasiswa Pati)

Selasa, 04 Juni 2013

Pati, Kota Paranormal ???


Pati, Kota Paranormal ???

Pati, adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah, yang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat.

Banyak orang menyebut kota Pati sebagai kota paranormal. Hal ini dikarenakan ada yang berpandangan bahwa di kabupaten pati-lah banyak orang pintar alias paranormal. Seperti contoh Bos Eddy (Guru Besar Paguyuban Paranormal Indonesia), Mbah Roso (Sang Pangeran Pengasih), Jeng Asih (Ratu susuk Indonesia), Dewi Sedap Malam, David Gombak, Mbah Yitno. Semua nama diatas “katanya” mempunyai kemmpuan lebih yang tidak dimiliki orang pada umumnya. Entah bagaimana kebenarannya? karena setiap orang mempunyai paradigma yang berbeda mengenai hal-hal mistik seperti itu, ada yang percaya namun juga ada yang tidak.

Memang sebagian warga Pati mengakui bahwa tak sedikit orang-orang yang tahu akan keberadaan orang-orang pintar (paranormal), terutama yang tinggal di daerah perdesaan. Karena orang berpendapat bahwa dunia pedukunan yang ada di wilayah Pati  umurnya setua peradaban di bumi nusantara ini. Banyak orang mencari jalan pintas untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dengan mencari dan mendatangi orang pintar tersebut. Mungkin mereka terpaksa menggunakan jasa dukun karena kesulitan tehadap masalah yang sedang menimpanya, seperti masalh ekonomi, jodoh, pemasangan susuk, dan lain-lain.

Namun terlepas dari semua itu, kota Pati tak selamanya disebut kota paranormal. Banyak hal positif yang bisa diambil dan dirasakan dari kota yang mempunyai semboyan “Pati Bumi Mina Tani” yang merupakan kepanjangan dari ” Pati Berdaya Upaya Menuju Identitas Pati yang Makmur Ideal Normatif Tertib Nyaman dan Indah”, yakni di Pati juga banyak “orang pintar”, namun “orang pintar” yang dimaksud bukanlah paranormal, melainkan Kyai atau Ulama’ yang mempunyai karomah tau keistimewaan dari Allah, sehingga banyak orang yang datang kepadanya dengan tujuan untuk dimintakan do’a kepada Allah dari segala macam Bala’ dan cobaan hidup, karena mereka menganggap bahwa do’a yang di panjatkan oleh pra kekasih Allah tersebut lebih mustajab dan cepat dikaulkan oleh Allah.

Hal lain yang bisa menunjukkan sisi keindahan dari kota Pati antara lain melalui wisata-wisatanya. Baik dari wisata Religi, alam, sejarah, dan lain-lain. Wisata Alam di kota Pati antara lain seperti: Air tejun Santi di Wining, Air rejun Grenjengan di desa Jrahi, Ait terjun Tadah Hujan di Sukolilo, Gua Pancur dan Gua Wareh di Kayen, Waduk Gunung Rowo di Desa Sitiluhur, dan Waduk Seloromo di Gembong

Dari sisi sejarahnya, Pati merupakan bagian dari kerajaan Majapahit, hal ini terbukti sesuai yang terdapat dari Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, yang intinya menjelaskan bahwa tidak lama setelah kerajaan padjajaran kalah, kerajaan Tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit. Dan waktu itu Kyai Ageng Pati yang bernama Tambranegara ikut serta menghadiri dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan Agung yang dihadiri oleh Tambranegara tersebut terjadi pada tanggal 7 Agustus 1323, yang menyebutkan pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan yang akhirnya menjadi kabupaten Pati dan tanggal tersebut di tetapkan menjadi hari lahirnya Kota Pati.


Selain itu, di Pati juga ada wisata religinya yakni makam-makam para ulama’ besar seperti Makam Mbah Ahmad Mutamakkin dari Kajen yang pernah di kunjungi oleh presiden RI Alm. Gusdur, namun pada waktu itu Gusdur tidak jadi masuk ke makam beliau, karena Gusdur berkata bahwa yang punya rumah (Makam Mbah Ahmad Mutamakkin) sedang tidak ada di tempat. Ntah apa yang di maksudkan Gusdur pada waktu itu, mungkin itu salah satu keistimewaan dari Ulama’ sekelas Gusdur dan juga Syekh Ahmad Mutamakkin yang merupakan para kekasih Allah. Selain Makam Mbah Ahmad Mutamakkin, juga ada Makam Syekh Ronggo Kusumo di Ngemplak, Makam Saridin (Syekh Jangkung), dan Ulama’ dari Pati yang sekarang masih hidup yakni K.H. Sahal Mahfudh yang menjadi ketua Rais ‘Aam PBNU (1999-sekarang) dan Ketua MUI (2000-sekarang). Jadi Pati tak selamanya mendapat gelar kota paranormal, karena lebih tepatnya Pati mendapat gelar sebagai kota para Ulama’.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar