Selamat Datang Di Blog IMP ( Ikatan MAhasiswa Pati)

Rabu, 30 Januari 2013

PEMBUKAAN DIES UNNES, Unnes Catat Rekor Dunia


Kawinkan Keroncong dan Orkestra, Unnes Catat Rekor Dunia

Selasa, 29 Januari 2013 | 12:50 Sumber http://unnes.ac.id/berita/congkestra-unnes-masuk-musium-rekor-dunia/
Sebanyak 348 pemusik dan 48 Penari sesaat sebelum tercatat di Musium Rekor Indonesia (Muri)
Pencatatan rekor oleh Museum Rekor Indonesia (Muri) itu menjadi bagian dari pembukaan Dies Natalis ke-48 Unnes, Selasa (29/1). Sebelum acara yang dihelat di auditorium kampus Sekaran itu, digelar pula senam konservasi dengan iringan live gamelan Jawa dan arak-arakan budaya dari lapangan Fakultas Ilmu Keolahraan (FIK) hingga auditorim. Tak kurang dari 5.000 orang ambil bagian dalam kegiatan itu, termasuk Gubernur Jawa Tengah H Bibit Waluyo.Satu lagi rekor dibukukan oleh Universitas Negeri Semarang (Unnes). Mengawinkan dua jenis musik yang berbeda, keroncong dan orkestra yang kemudian disingkat congkestra, Universitas Konservasi tercatat sebagai pemilik rekor Indonesia, bahkan dunia, untuk sajian musik hibridasi ini.
Seusai sajian, Manajer Muri Sri Widayati menyerahkan piagam kepada Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Prof Agus Nuryatin, dan Ketua Jurusan Seni Drama Tari dan Musik FBS Joko Wiyoso.
“Kami memberikan rekor ini karena congkestra tercatat sebagai musik dengan pemain terbanyak, yaitu 348 orang. Bukan hanya menjadi rekor Indonesia, congkestra juga saya nyatakan  sebagai rekor dunia,” katanya setelah menyaksikan pergelaran congkestra bersama 48 penari sebagai tanda perayaan dies natalis ke-48.
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Prof Agus Nuryatin sebagai penyelenggara mengemukakan, pada kegiatan bertema konservasi peduli itu akan diselenggarakan beberapa kegiatan sebagai rangkaian dies natalis hingga puncak acara 30 Maret mendatang. Kegiatan tersebut antara lain pertandingan olah raga, seni, seminar, konservasi, kerohanian, dan kegiatan dari alumni Unnes.
Konservasi Peduli
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unnes mengemukakan tema konservasi peduli merupakan sebuah rumusan yang singkat namun jika digali akan terbentang luas makna yang dikandungnya. Konservasi dan peduli ibaratnya dua sisi mata uang yang sama nilainya dan tak dapat dipisahkan atauloro-loroning atunggal, kelihatannya dua tetapi sesungguhnya satu.
Prinsip keseimbangan itulah yang menjadikan warga Unnes bertekad untuk mewujudkan konservasi dengan selalu menjunjung tinggi prinsip perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan terhadap sumber daya alam dan budaya luhur bangsa.
“Dengan kata lain, lewat konservasi kita harus aktif untuk turut memayu hayuning bawono, memayu hayuning bangsa, sekaligus memetri lan marsudi luhuring budaya kita,” kata Rektor.

Pati Tempo Dulu


Pati Tempo Doeloe

Sumber : http://patinews.blogspot.com/2012/11/pati-tempo-dulu.html

Pati News_Seputar Pati. setelah merambah rambah di google mencari hal hal tentang pati di temukan foto foto pati  tempo dulu baik peta pati jalan jalan di pati dan bangunan bangunan pati tempo dulu ada beberapa  saya belum pernah melihat foto itu,dan saya yakin temen temen di pati juga banyak yang belum mengetahuinya,
monggo silahkan di lihat foto fotonya saya yakin anda sekalian pasti takjub dengan kebesaran pati tempo dulu,

gb1.pati dulukala



lihat baik baik ya, ini adalah keadaan geografis pati dulu kala saat kerajaan teryata pati itu pulo sendiri ya, (gb.1.gambar di ambil dari kaskus regional pati.)serem ya :D pati teryata pisah dengan pulo jawa.





gb.2. peta pati 1940




kalau peta di samping ini adalah peta pati juga padapo tahun 1940 koleksi dari universitas Universitas Tohoku, Miyagi, Jepang,dan tidak ada keterangan lainya, mungkin ini peta pada jaman penjajahan jepang, pati sudah di kenal juga pada jaman semunu ya,. (gb.2-8.di ambil dr saudaratua.wordpress.com  poto yang lain saya ambil dari fb kumpulan anak pati )








gb.3.pati 1983



"Source: Kaart van Nederlandsch-Indie 1893 [naar oorspronkelijke teekening van H.Ph.Th.Witkamp]. Printed by JH de Bussy – Amsterdam. Courtesy of Hatmanto Sri Nugroho.The red point is location of Pati".

yang artinya SumberPeta Hindia Belanda 1.893 [oleh gambarasli oleh H.Ph.Th.Witkamp]. Dicetak oleh JH de Bussy -AmsterdamCourtesy of Hatmanto Sri Nugroho.Titik merah adalah lokasi atau Pati
kek nya ndk perlu pdah enjelasan lain ya, petanya dah jelas :D
(gb.3. di ambil dr mahandisyoanata.multiply.com)





Nah ini mulai gambar gambar bangunan di pati
Monggo silahkan di simak

gb.4.karsidenan pati 1905
ket 
House of Dutch Resident in Pati, 1905,Source: KITLV, collection of G.A. Roosteemungkin artinya rumah residen belanda di pati ya :D 

gb.4.karsidenan pati 1936

gb.5.karsidenan pati 2008
 gambar yang 2012 belum ada, coba nanti kalau sempat ambil foto karsidenan pati yang terbaru

gb.6. taman sampin kiri karsidenan pati 1905

Senin, 14 Januari 2013

Kota Pati

Kabupaten Pati
Lambang Kabupaten Pati.jpg
Lambang Kabupaten Pati
MottoPati Bumi Mina Tani

Locator kabupaten pati.png
Peta lokasi Kabupaten Pati
Koordinat: 6°44'56,80" LS 111°02'06,96" BT Elevasi 60ft
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13/1950
Ibu kotaPati
Pemerintahan
 - BupatiHaryanto
 - DAURp. 692.522.880.000,-(2011)[1]
Luas1.419,07 km2
Populasi
 - Total1.189.000 jiwa (2003)
 - Kepadatan837,87 jiwa/km2
Demografi
 - Suku bangsaJawa
 - AgamaIslamKejawenKonghucu, dll
 - BahasaIndonesiaJawa
 - Zona waktuWIB
 - Kode area telepon0295
Pembagian administratif
 - Kecamatan21
 - Kelurahan405
 - Flora resmi ???
 - Fauna resmiBandeng Juwana
 - Situs webhttp://www.patikab.go.id/

Seputar Unnes


Tentang Unnes

Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah universitas konservasi. Konservasi memang telah menjadi visi kami. Lengkapnya, universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera.
Di kampus Sekaran, 12 Maret 2010, keberadaan Unnes sebagai universitas konservasi telah kami deklarasikan.Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh hadir dan meresmikannya.
Dengan deklarasi itu, kami bertekad untuk selalu menjunjung tinggi prinsip perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara lestari terhadap sumber daya alam dan budaya luhur bangsa. Kami juga menempatkan konservasi sebagai wujud tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Gemanya, tentu saja, kami harapkan sampai di kampus-kampus lain yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Unnes: Kelud, Bendan, Pegandan, Karanganyar, dan Tegal. Dengan begitu,
makin kuatlah persenyawaan itu.
Sebagai perguruan tinggi negeri jelmaan Insitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), Unnes memberikan perhatian besar pada bidang kependidikan. Dari 59 program studi, 34 program studi di antaranya merupakan program studi kependidikan dengan gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) bagi
lulusannya.
Tak hanya pada jenjang sarjana, Unnes juga membuka sejumlah program studi

Kabupaten Pati

Kabupaten Pati
adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalahPati. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat.

Sejarah Pati
Sejarah Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu Gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara".
Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan.
Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.

Kevakuman Pemerintahan di Pulau Jawa
Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa vakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaranmulai runtuh, Kerajaan Singasari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri.
Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian Timur muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten.
Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu. 1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama Yudhapati, wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari. 2. Penguasa Kadipaten Carangsoka, Adipatinya bernama: Puspa Andungjaya, wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Adipati Carangsoka mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan

Kadipaten Carangsoka dan Paranggaruda Berbesanan
Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, Kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama "Sapanyana".

Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan uSondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.

Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).
Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan " gagal total.
Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka mempimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.
Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " Singasari ".

Kadipaten Pesantenan
Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama " Kadipaten Pesantenan dengan gelar " Adipati Jayakusuma di Pesantenan.
Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " Raden Tambra ". Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar " Adipati Tambranegara ". Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.

Kabupaten Pati
Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.
Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa : ..... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya.

Pati Bagian dari Majapahit
Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.
Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi : ..... Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi namaRaden Tambranegarasumewa maring Keraton Majalengka.
Artinya Tidak lama kemudian Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranyaJaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit.
Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli7 Agustus dan 14 Agustus 1323.

Hari Jadi Pati
Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SMA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahanKadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati.
Tanggai 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ". Untuk itu maka setiap tanggal 7 Agustus 1323 yang ditetapkan dan diperingati sebagai "Hari Jadi Kabupaten Pati".

Geografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Bagian selatan (perbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora) terdapat rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Bagian barat laut (perbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara) berupa perbukitan. Sungai terbesar adalah Sungai Juwana, yang bermuara di daerah Juwana.
Ibukota Kabupaten Pati terletak tengah-tengah wilayah Kabupaten, berada di jalur pantura Semarang-Surabaya, sekitar 75 km sebelah timur Semarang. Jalur ini merupakan jalur ramai yang menunjukkan diri sebagai jalur transit. Kelemahan terbesar dari jalur ini adalah kecilnya jalan, hanya memuat dua jalur, sehingga untuk berpapasan cukup sulit.
Terdapat sungai besar yaitu Sungai Juwana. Saat musim penghujan sudah terbiasa sungai ini meluap, sehingga pemerintah Jawa Tengah membentuk lembaga yang berfungsi menanggulangi banjir yang bernama Jatrunseluna.

Pembagian administratif
Kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Juwana dan Tayu, keduanya merupakan kota pelabuhan yang berada di pesisir Laut Jawa, juga Kecamatan Winong.
Slogan: Pati Bumi Mina Tani.
Diharapkan Pati menjadi daerah sentra perikanan dan pertanian di Indonesia.